Eka Srada
Menurut
Hindu, Eka Srada, yaitu Widhi Tattwa berkembang menjadi Panca Srada, yaitu
Widhi Tattwa, Atma Tattwa, Karma-phala, Punarbhawa, dan Moksa, didasari oleh
srada (kepercayaan) yang bersumber dari Weda kemudian lebih luas dijelaskan
dalam berbagai Upanisad sebagai berikut (secara singkat):
Hyang
Widhi juga disebut Brahman yang terkena Maya kemudian menjadi Atma yang
berbentuk manusia, binatang, tetumbuhan.
Khusus
tinjauan kita tentang manusia, sesuai dengan hukum karma-phala segala pikiran,
perkataan, dan perbuatannya menjadi ukuran nilai kesucian Atman yang menentukan
apakah atman bisa bersatu kembali dengan Brahman atau tidak. Bila bisa bersatu
itulah Moksa, dan bila tidak bisa bersatu terjadilah Punarbhawa.
Walaupun
dasar pijakannya sama dengan agama lain, yaitu keyakinan akan adanya TuhanYang
Maha Esa, namun karena “MUNGKIN” (sekali lagi saya tidak mendalami ajaran agama
lain) konsep Brahman-Atman tidak ada pada mereka, maka tentu saja srada
Karmaphala, Punarbhawa, dan Moksa mereka tidak punya.
Kepercayaan
akan adanya Atman pada agama lain ada, mereka menyebutnya sebagai Roh, tetapi
belum pernah saya baca dalam kitab suci mereka bahwa Roh itu sama dengan Tuhan,
walaupun dalam agama tertentu Roh manusia disebut Roh, sedangkan Tuhan disebut
sebagai Roh Kudus. Maka sering kita dengar doa kematian dari agama lain:
“Semoga arwahnya diterima DI SISI TUHAN”
Beda
dengan kita di Hindu selalu mendoakan “SEMOGA ATMANNYA AMORING ACINTYA” atau
lengkapnya berbunyi:
OM, SWARGANTU, MOKSANTU, KSAMANTU,
MURCANTU, SUNIANTU, OM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar